Kegagalan

Sebenarnya saya orang yg tertutup untuk menceritakan pengalaman hidup saya kepada orang banyak, tp saya beranikan diri untuk membagikan kasih Tuhan yang telah saya alami dalam hidup saya.

Saya adalah orang yg sombong, pemarah dan egois. Saya belum pernah merasakan kegagalan dlm sekolah, sampai pada saat, saya harus menghadapi kegagalan dlm study. Saya sangat tertekan, tapi tidak bisa marah atau menagis.

Orang tua saya tidak marah kepada saya, walau saya tau mereka kecewa sekali. Hal tersebut membuat saya merasa semakin bersalah dan tertekan, karena telah mengecewakan mereka yg telah bekerja keras menyekolahkan saya.

Saya berdoa pada Tuhan, dan bertanya2 kenapa fail Tuhan? mengapa harus aku, mengapa harus saat ini? Saya sadar, itu bhw itu semua kesalahan saya sendiri, tp saya sudah minta tolong sebelum ujian, kok gak bisa juga....saya sempat kecewa, tp bingung hrs mengadu kepada siapa...saya cuma bisa berdoa.

Tetap saja beban didalam hati saya yg begitu berat, tidak percaya dgn apa yg terjadi, walaupun didepan teman2 saya bisa tertawa dan bergembira, tetapi saya kadang merasa suatu yg menganjal dihati ini, entah apa....

Kebetulan ada retret, yg mungkin sudah rencana Tuhan bagi saya. Hari pertama, i felt nothing, except i felt sleepy. Hari selanjutnya, saya mulai bisa merasakan kasih Tuhan, walaupun sedikit. Tapi saya sudah bisa merasa lega karena merasa beban2 saya sudah terangkat, damai dan tenang.
Hari ketiga, hari terakhir, saya sangat bersemangat krn waktunya pulang. Pada saat terakhir, para peserta diajak untuk melayani Tuhan. Saya hanya bisa bedoa, ada keinginan untuk melayani tp merasa belum pantas, dan tidak ada waktu.

Selama berdoa, saya merasakan curahan Roh Kudus, saya bisa bilang begini, karena hal ini telah dibahas pada salah satu session selama retret. Mulut saya ingin berteriak2, it was out of my control. Saya coba tahan agar suara itu tidak keluar, coz i don't like to make sound while i say my pray. Setelah ditenangkan oleh teman dan frater, saya merasa lebih tenang.

Selesai retret, saya merasa lega dan lebih damai, merasakan sesuatu yg belum pernah saya rasakan sebelumnya, kerinduan untuk datang dekatnya menjadi lebih besar. Saya juga mulai membuat komitment untuk mempersembahkan waktu, hidup saya, supaya Tuhan bisa pakai.

Kegagalan yg saya alami memang sakit, tp dgn itu Dia bisa menyelamatkan saya. Saya juga ingin orang lain terutama orang tua saya dan adik saya lebih percaya dan rajin kegerja dan melayani Tuhan, seperti impian saya dlm keluarga. Saya percaya Tuhan pasti akan kabulkan itu, tp mungkin saya harus lebih sabar lg menunggu.

Dlm kegagalan, masalah dan penderitaan, lihatlah apa yg ingin Yesus sampaikan, lihat itu sebagai rencanaNya yg indah untuk sesuatu yg lebih baik lagi, coz He loves everyone of us, dan tidak akan memberikan masalah melebihi kekuatan kita. Masalah mengingatkan kita akan KerahimanNya.


Ira
Email: m46ic_bubble@hotmail.com