Mengapa blog ini saya buat??

Saya menyadari bahwa orang membutuhkan motivasi dalam hidupnya. Karena itu saya membuat blog ini untuk memberikan motivasi bagi sesama.

Bagi teman-teman yang ingin berbagi cerita-cerita motivasi atau ayat-ayat dan renungannya. Bisa mengirim email ke sastra_2005@yahoo.com. Dengan senang hati saya akan segera mempostnya. Terima kasih, semoga blog ini bermanfaat. GBU all

Saya juga persilahkan untuk mencomment post yang saya upload. Tapi saya minta tolong commentnya jangan menghina, menyinggung, atau berbau sara yah ^^

Atas masukan dari beberapa teman. Maka saya tampilkan panduan untuk memberi comment pada artikel2 yang ada.

1. Klik .. comment, yang terletak pada sebelah kanan tempat penulisan tanggal artikel diterbitkan (terletak dibawah artikel).
2. Pada bagian bawah artikel akan muncul field untuk memasukkan comment. Silahkan mengetik comment anda.
3. Pada bagian bawahnya ada field bertuliskan comment as (berfungsi untuk menandakan identitas anda).
4. Silahkan pilih identitas anda:
- name / url untuk memasukkan nama anda. Url boleh tidak diisi. klik continue untuk melanjutkan.
- anonymous untuk tidak meninggalkan identitas anda.
- ada beberapa pilihan account lain yang mungkin anda punyai.
5. klik preview untuk melihat tampilan comment anda.
6. post comment untuk menerbitkan dan memasang comment anda di artikel.

Semoga petunjuk ini membantu anda.

Monday, October 25, 2010

Suara Tuhan

Pernah seorang pemberani berbicara kepada Tuhan. Bakarlah semak itu seperti Engkau lakukan bagi Musa, Tuhan. Maka aku akan mengikuti-Mu.

Robohkanlah dinding-dinding itu seperti Engkau lakukan untuk Yosua, Tuhan. Maka aku akan bertarung. Teduhkanlah gelombag Danau Galilea, Tuhan. Maka aku akan mendengar.

Lalu orang itu pergi duduk dekat semak, tidak jauh dari dinding, dekat laut dan menunggu sampai Tuhan berbicara.

Dan Tuhan mendengar orang itu, maka Ia menjawab. Ia mengirim api, bukan untuk semak tetapi untuk sebuah gereja. Ia merobohkan dinding, bukan dari batu tetapi dari dosa-dosa. Ia menenangkan badai, bukan di laut tetapi dalam jiwa.

Dan Tuhan menunggu sampai orang itu menanggapi. Dan Ia menunggu... Dan Ia menunggu... Dan menunggu...

Tetapi, karena orang itu menatapi semak-semak, bukan hati; batu bata, bukan hidup orang-orang, lautan, bukan jiwa-jiwa, maka ia menyimpulkan bahwa Tuhan tidak berbuat apa-apa.

Akhirnya ia memandang kepada Tuhan lalu bertanya, Engkau sudah kehilangan kuasa-Mu?

Dan Tuhan memandangnya dan berkata, Engkau sudah kehilangan pendengaranmu?



Dikutip dari :
Majalah Bahana, Januari 1999. Mendengar Suara Tuhan di Tengah Angin Ribut


Max Lucado

No comments:

Post a Comment