Mengapa blog ini saya buat??

Saya menyadari bahwa orang membutuhkan motivasi dalam hidupnya. Karena itu saya membuat blog ini untuk memberikan motivasi bagi sesama.

Bagi teman-teman yang ingin berbagi cerita-cerita motivasi atau ayat-ayat dan renungannya. Bisa mengirim email ke sastra_2005@yahoo.com. Dengan senang hati saya akan segera mempostnya. Terima kasih, semoga blog ini bermanfaat. GBU all

Saya juga persilahkan untuk mencomment post yang saya upload. Tapi saya minta tolong commentnya jangan menghina, menyinggung, atau berbau sara yah ^^

Atas masukan dari beberapa teman. Maka saya tampilkan panduan untuk memberi comment pada artikel2 yang ada.

1. Klik .. comment, yang terletak pada sebelah kanan tempat penulisan tanggal artikel diterbitkan (terletak dibawah artikel).
2. Pada bagian bawah artikel akan muncul field untuk memasukkan comment. Silahkan mengetik comment anda.
3. Pada bagian bawahnya ada field bertuliskan comment as (berfungsi untuk menandakan identitas anda).
4. Silahkan pilih identitas anda:
- name / url untuk memasukkan nama anda. Url boleh tidak diisi. klik continue untuk melanjutkan.
- anonymous untuk tidak meninggalkan identitas anda.
- ada beberapa pilihan account lain yang mungkin anda punyai.
5. klik preview untuk melihat tampilan comment anda.
6. post comment untuk menerbitkan dan memasang comment anda di artikel.

Semoga petunjuk ini membantu anda.

Saturday, November 6, 2010

Yosef Yang Diam

Seorang teman berkisah tentang tujuh tahun hidup perkawinannya. “Dalam tahun-tahun awal baik Joan maupun saya sendiri masuk ke pernikahan itu dengan harapan dan impian individual masing-masing tentang bagaimana peran suami atau istri dalam keluarga.” Dalam lima tahun pertama mereka dibayang-bayangi oleh impian masing-masing tentang indahnya sebuah hidup perkawinan. Namun keduanya mempunyai impian yang amat berbeda satu sama lain. Setelah lima tahun mereka menyadari bahwa mereka harus bangun dan meninggalkan dunia impian mereka masing-masing. Setiap pribadi memasrahkan diri dalam misteri perkawinan dan dalam cinta Tuhan (sebagai subyek) dan berpartisipasi di dalamnya. Mereka pasrah dan mencari apa yang dikehendaki Tuhan lewat perkawinan mereka, meninggalkan impian-impian pribadi dan membuka diri bagi setiap kemungkinan yang ditawarkan Tuhan kepada mereka.

Saat menjelang Natal kita mendengar kisah tentang bagaimana Yosef menerima Maria yang kedapatan telah hamil (oleh Roh Kudus) itu sebagai isterinya. Dalam Injil Mateus didapati bahwa Yosef tak pernah membuka mulut. Hanya dicatat bahwa Yosef tidur di malam hari, lalu bermimpi untuk menemukan kehendak Tuhan, dan segera bangun melaksanakan apa yang dititahkan itu. Ada tiga peristiwa ketika Yosef terganggu tidur malamnya karena mimpi buruk. Dan tiga kali pula ia “dengan segera bangun”dan melaksanakan kehendak Tuhan; “mengambil Maria sebagai isterinya (Mat 1;14), membawa Yesus serta Maria mengungsi ke Mesir (Mat2;14), dan akhirnya kembali lagi ke tanah asalnya sendiri (Mat 2;21).”

Seperti kisah temanku di atas yang harus melepaskan mimpi-mimpi pribadinya untuk mencari kehendak Tuhan dalam perkawinan mereka, Yosefpun harus meninggalkan segala impian pribadinya dan menerima rencana yang bukan miliknya sendiri serta tidak diharapkannya. Suatu rencana yang sama sekali tak dapat dipahaminya. Itulah rencana Tuhan. Itulah kehendak Tuhan. Yosef, kini seakan mengikuti tapak leluhurnya Abraham; meninggalkan segala rencana dan jaminan masa depannya serta memulai suatu ziarah menuju tanah terjanji yang yang tak diketahui.

Abraham patuh dan taat pada apa yang dititahkan Tuhan. Yosefpun demikian. Kepatuhan kepada kehendak Tuhan ini juga terjadi dalam diri Yesus. Yesus harus menerima piala penderitaan yang Ia sendiri tak menginginkanNya. Ia sendiri bahkan berdoa agar kalau boleh dibebaskan dari beban penderitaan tersebut. Kendati harus berhadapan dengan berbagai tantangan, Abraham, Yosef dan Yesus tetap setia pada rencana Tuhan. Yosef mengamini setiap kehendak Tuhan tanpa pernah mengeluarkan sepatah katapun.

Yosef yang bungkam tanpa kata, namun setia melaksanakan kehendak Tuhan dalam hening. Engkau patut menjadi teladan bagi kami dalam ziarah iman kami setiap hari. Amen!!!


Tarsis Sigho - Taipei
Email: sighotarsi@yahoo.com

No comments:

Post a Comment