Mengapa blog ini saya buat??

Saya menyadari bahwa orang membutuhkan motivasi dalam hidupnya. Karena itu saya membuat blog ini untuk memberikan motivasi bagi sesama.

Bagi teman-teman yang ingin berbagi cerita-cerita motivasi atau ayat-ayat dan renungannya. Bisa mengirim email ke sastra_2005@yahoo.com. Dengan senang hati saya akan segera mempostnya. Terima kasih, semoga blog ini bermanfaat. GBU all

Saya juga persilahkan untuk mencomment post yang saya upload. Tapi saya minta tolong commentnya jangan menghina, menyinggung, atau berbau sara yah ^^

Atas masukan dari beberapa teman. Maka saya tampilkan panduan untuk memberi comment pada artikel2 yang ada.

1. Klik .. comment, yang terletak pada sebelah kanan tempat penulisan tanggal artikel diterbitkan (terletak dibawah artikel).
2. Pada bagian bawah artikel akan muncul field untuk memasukkan comment. Silahkan mengetik comment anda.
3. Pada bagian bawahnya ada field bertuliskan comment as (berfungsi untuk menandakan identitas anda).
4. Silahkan pilih identitas anda:
- name / url untuk memasukkan nama anda. Url boleh tidak diisi. klik continue untuk melanjutkan.
- anonymous untuk tidak meninggalkan identitas anda.
- ada beberapa pilihan account lain yang mungkin anda punyai.
5. klik preview untuk melihat tampilan comment anda.
6. post comment untuk menerbitkan dan memasang comment anda di artikel.

Semoga petunjuk ini membantu anda.

Thursday, November 4, 2010

Bersuka Cita Walaupun....

Biasanya aku dikasih oleh gereja sebuah buku renungan harian setiap bulan. Dan untuk bulan Februari, aku dikasih lagi buku renungan itu untuk bulan Februari 2007. Setiap hari, aku selalu rutin membacanya. Belum 4 hari, buku renungan itu hilang entah ke mana. Aku mencari di setiap sudut rumah, tapi hasilnya nihil. Jadi untuk keesokan harinya aku memakai renungan harian lamaku edisi Agustus 2004.

Paginya, seperti biasa aku membuka buku renungan harian itu tapi dengan edisi lama. Aku membuka lembarnya secara acak, dan menemukan sebuah judul 'Bersukacitalah' dan itu membuatku tertarik untuk membacanya ulang. Pada renungan itu, menceritakan bahwa kita harus tetap bersukacita di saat senang ataupun sedih. Dan aku berpikir sesuatu, yaitu bahwa setiap hari aku juga selalu bersukacita. Aku tersenyum, karena itu berarti aku sudah menuruti Firman Tuhan.

Pagi itu juga aku berangkat sekolah. Sesampai di sekolah, aku merasakan sesuatu di hatiku. Rasanya seperti ada yang kurang. Tapi apa ya? Lalu aku memeriksa setiap sudut tasku, dan aku teringat sesuatu yang membuatku kaget. Oh, tidaak... Alfalink-ku (kamus Bahasa Inggris elektronik) hilang. Dan aku ingat bahwa kemarin Alfalink-ku dipinjam teman. Saat itu juga aku langsung bertanya kepada temanku, dan dia bilang, "Ruth, kemarin aku sudah taruh di mejamu..."

Aku tercegat. "Tapi waktu itu aku 'kan lagi di depan... Kenapa kamu nggak kasihkan langsung ke aku?"

"Apa tidak ada, Ruth? Soalnya aku yakin kemarin kutaruh di mejamu..."

Aku mencari lagi. Mungkin saja aku teledor saat mencari. Tapi... hasilnya tetap nol besar. Tangisku merebak. Alfalink seharga 300 ribu yang dibelikan orang tuaku hilang, lenyap seketika. Siapa yang mengambil?? Begitu teganya dia? Aku mengumpat dalam hati. Aku memarahi Tuhan dalam hati. Aku bencii!!! Mengapa ini terjadi padaku??

Bel masuk berbunyi dan seperti biasa di sekolahku setiap pagi selalu menyanyikan lagu rohani bersama-sama. Dan bertepatan dengan itu, lagu yang dinyanyikan berjudul 'Sungai Sukacita'. Aku terperanjat. Hari ini secara berturut-turut, Tuhan memberiku pesan yang sederhana tapi sulit dilakukan. Yah, bersukacita senantiasa. Aku harus bisa berkata "Aku mau bersukacita dalam Tuhan, walaupun Tuhan memberiku pencobaan. Dan aku tahu, Tuhan tidak akan memberi pencobaan melampaui batas kita."

Trust it!


Ruth Zevania T.
Email: ruthzeva03@yahoo.com

No comments:

Post a Comment