Mengapa blog ini saya buat??

Saya menyadari bahwa orang membutuhkan motivasi dalam hidupnya. Karena itu saya membuat blog ini untuk memberikan motivasi bagi sesama.

Bagi teman-teman yang ingin berbagi cerita-cerita motivasi atau ayat-ayat dan renungannya. Bisa mengirim email ke sastra_2005@yahoo.com. Dengan senang hati saya akan segera mempostnya. Terima kasih, semoga blog ini bermanfaat. GBU all

Saya juga persilahkan untuk mencomment post yang saya upload. Tapi saya minta tolong commentnya jangan menghina, menyinggung, atau berbau sara yah ^^

Atas masukan dari beberapa teman. Maka saya tampilkan panduan untuk memberi comment pada artikel2 yang ada.

1. Klik .. comment, yang terletak pada sebelah kanan tempat penulisan tanggal artikel diterbitkan (terletak dibawah artikel).
2. Pada bagian bawah artikel akan muncul field untuk memasukkan comment. Silahkan mengetik comment anda.
3. Pada bagian bawahnya ada field bertuliskan comment as (berfungsi untuk menandakan identitas anda).
4. Silahkan pilih identitas anda:
- name / url untuk memasukkan nama anda. Url boleh tidak diisi. klik continue untuk melanjutkan.
- anonymous untuk tidak meninggalkan identitas anda.
- ada beberapa pilihan account lain yang mungkin anda punyai.
5. klik preview untuk melihat tampilan comment anda.
6. post comment untuk menerbitkan dan memasang comment anda di artikel.

Semoga petunjuk ini membantu anda.

Sunday, February 6, 2011

Lepaskanlah Bebanmu...

Mengapa bebanku berat sekali?" aku berpikir sambil membanting pintu kamarku dan
bersender.

"Tidak adakah istirahat dari hidup ini? "

Aku menghempaskan badanku ke ranjang, menutupi telingaku dengan bantal.

"Ya Tuhan, " aku menangis, "Biarkan aku tidur...Biarkan aku tidur dan
tidak pernah bangun
kembali!" Dengan tersedu-sedu, aku mencoba untuk meyakinkan diriku
untuk melupakan.

Tiba-tiba gelap mulai menguasai pandanganku, Lalu, suatu cahaya yang
sangat bersinar mengelilingiku ketika aku mulai sadar. Aku memusatkan
perhatianku pada sumber cahaya itu. Sesosok pria berdiri di depan
salib.

"Anakku, " orang itu bertanya, " Mengapa engkau datang kepada-Ku
sebelum Aku siap memanggilmu? "

" Tuhan, aku mohon ampun. Ini karena... aku tidak bisa melanjutkannya.
Kau lihat! betapa
berat hidupku. Lihat beban berat di punggungku. Aku bahkan tidak bisa
mengangkatnya lagi. "

" Tetapi, bukankah Aku pernah bersabda kepadamu untuk datang kepadaku
semua yang letih lesu dan berbeban berat, karena Aku akan memberikan
kelegaan kepadamu.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan. "

" Aku tahu Engkau pasti akan mengatakan hal itu. Tetapi kenapa bebanku
begitu berat?"

" Anak-Ku, setiap orang di dunia memiliki beban. Mungkin kau ingin
mencoba salib yang lain?"

" Aku bisa melakukan hal itu?"

Ia menunjuk beberapa salib yang berada di depan kaki-Nya. Kau bisa
mencoba semua ini.
Semua salib itu berukuran sama. Tetapi setiap salib tertera nama orang
yang memikulnya.

" Itu punya Joan, " kataku.

Joan menikah dengan seorang kaya raya. Ia tinggal di lingkungan yang nyaman dan
memiliki 3 anak perempuan yang cantik dengan pakaian yang bagus-bagus..

Kadangkala ia menyetir sendiri ke gereja dengan mobil Cadillac
suaminya kalau mobilnya
rusak. "Umm, aku coba punya Joan. Sepertinya hidupnya tenang-tenang
saja. Seberat apa
beban yang Joan panggul? " pikirku.

Tuhan melepaskan bebanku dan meletakkan beban Joan di pundakku. Aku
langsung terjatuh seketika.

"Lepaskan beban ini! " teriakku.

" Apa yang menyebabkan beban ini sangat berat?"

" Lihat ke dalamnya."

Aku membuka ikatan beban itu dan membukanya. Di dalamnya terdapat gambaran ibu
mertua Joan, dan ketika aku mengangkatnya, ibu mertua Joan mulai berbicara,
"Joan, kau tidak pantas untuk anakku, tidak akan pernah pantas. Ia
tidak seharusnya menikah denganmu.Kau adalah wanita yang terburuk
untuk cucu-cucuku. .."

Aku segera meletakkan gambaran itu dan mengangkat gambaran yang lain.
Itu adalah Donna, adik terkecil Joan. Kepala Donna dibalut sejak
operasi epilepsi yang gagal itu.

Gambaran yang ketiga adalah adik laki-laki Joan. Ia kecanduan narkoba,
telah dijatuhi hukuman karena membunuh seorang perwira polisi.

" Aku tahu sekarang mengapa bebannya sangat berat, Tuhan. Tetapi ia
selalu tersenyum dan suka menolong orang lain. Aku tidak menyadarinya.
.. "

" Apakah kau ingin mencoba yang lain?" tanya Tuhan dengan pelan.

Aku mencoba beberapa.

Beban Paula terasa sangat berat juga: Ia melihara 4 orang anak
laki-laki tanpa suami.

Debra punya juga demikian: masa kecilnya yang dinodai olah
penganiayaan seksual dan
menikah karena paksaan.

Ketika aku melihat beban Ruth, aku tidak ingin mencobanya. Aku tahu di
dalamnya ada
penyakit Arthritis, usia lanjut, dan tuntutan bekerja penuh sementara
suami tercintanya
berada di Panti Jompo.

" Beban mereka semua sangat berat, Tuhan " kataku..

" Kembalikan bebanku"

Ketika aku mulai memasang bebanku kembali, aku merasa bebanku lebih
ringan dibandingkan yang lain.
"Mari kita lihat ke dalamnya, " Tuhan berkata.
Aku menolak, menggenggam bebanku erat-erat.
" Itu bukan ide yang baik, " jawabku,
" Mengapa?"
" Karena banyak sampah di dalamnya."
" Biar Aku lihat"
Suara Tuhan yang lemah lembut membuatku luluh. Aku membuka bebanku.
Ia mengambil satu buah batu bata dari dalam bebanku.

" Katakan kepada-Ku mengenai hal ini."

" Tuhan, Engkau tahu itu. Itu adalah uang. Aku tahu kalau kami tidak
semenderita seperti orang lain di beberapa negara atau seperti tuna
wisma di sini. Tetapi kami tidak memiliki asuransi,
dan ketika anak-anak sakit, kami tidak selalu bisa membawa mereka ke dokter.
Mereka bahkan belum pernah pergi ke dokter gigi. Dan aku sedih untuk
memberikan mereka pakaian bekas. "

"Anak-Ku, Aku selalu memberikan kebutuhanmu. ... dan semua
anak-anakmu. Aku selalu memberikan mereka badan yang sehat. Aku
mengajari mereka bahwa pakaian mewah tidak membuat seorang berharga di
mataKu. "

Kemudian ia mengambil sebuah gambaran seorang anak laki-laki.!

" Dan yang ini? " tanya Tuhan.

" Andrew..." aku menundukkan kepala, merasa malu untuk menyebut anakku sebagai
sebuah beban.

"Tetapi, Tuhan, ia sangat hiperaktif. Ia tidak bisa diam seperti yang
lain, ia bahkan membuatku sangat kelelahan. Ia selalu terluka, dan
orang lain yang membalutnya berpikir akulah yang menganiayanya. Aku
berteriak kepadanya selalu. Mungkin suatu saat aku benar-benar
menyakitinya. ... "

" Anak-Ku," Tuhan berkata.

" Jika kau percayakan kepada-Ku, aku akan memperbaharui kekuatanmu,
dan jika engkau mengijinkan Aku untuk mengisimu dengan Roh Kudus, aku
akan memberikan engkau
kesabaran."

Kemudian Ia mengambil beberapa kerikil dari bebanku.

" Ya, Tuhan.." aku berkata sambil menarik nafas panjang.

" Kerikil-kerikil itu memang kecil. Tetapi semua itu adalah penting.
Aku membenci rambutku. Rambutku tipis, dan aku tidak bisa membuatnya
kelihatan bagus. Aku tidak mampu untuk
pergi ke salon. Aku kegemukan dan tidak bisa menjalankan diet. Aku
benci semua pakaianku. Aku benci penampilanku! "

" Anak-Ku, orang memang melihat engkau dari penampilan luar, tetapi
Aku melihat jauh sampai ke dalamnya hatimu. Dengan Roh Kudus, kau akan
memperoleh pengendalian diri untuk menurunkan berat badanmu. Tetapi
keindahanmu tidak harus datang dari luar. Bahkan, seharusnya berasal
dari dalam hatimu, kecantikan diri yang tidak akan pernah hilang
dimakan waktu. Itulah yang berharga di mata-Ku. "

Bebanku sekarang tampaknya lebih ringan dari sebelumnya.

" Aku pikir aku bisa menghadapinya sekarang, " kataku,

" Yang terakhir, berikan kepada-Ku batu bata yang terakhir." kata Tuhan.

" Oh, Engkau tidak perlu mengambilnya. Aku bisa mengatasinya. "

" Anak-Ku, berikan kepadaKu."

Kembali suara-Nya membuatku luluh. Ia mengulurkan tangan-Nya, dan
untuk pertama kalinya Aku melihat luka-Nya.

"Tuhan....Bagaimana dengan tangan-Mu? Tangan-Mu penuh dengan luka!! "

Aku tidak lagi memperhatikan bebanku, aku melihat wajah-Nya untuk
pertama kalinya..
Dan pada dahi-Nya, kulihat luka yang sangat dalam..... tampaknya
seseorang telah menekan
mahkota duri terlalu dalam ke dagingNya.

"Tuhan, " aku berbisik.

" Apa yang terjadi dengan Engkau?"

Mata-Nya yang penuh kasih menyentuh kalbuku.

" AnakKu, kau tahu itu.. Berikan kepadaku bebanmu. Itu adalah milikKu.
Aku telah membelinya. "

" Bagaimana?"

" Dengan darah-Ku"

" Tetapi kenapa Tuhan?"

" Karena aku telah mencintaimu dengan cinta abadi, yang tak akan punah
dengan waktu.
Berikan kepadaKu."

Aku memberikan bebanku yang kotor dan mengerikan itu ke tangan-Nya
yang terluka. Beban itu penuh dengan kotoran dan iblis dalam
kehidupanku: kesombongan, egois, depresi yang terus-menerus
menyiksaku. KemudianIamengambil salibku kemudian menghempaskan salib
itu ke
kolam yang berisi dengan darahNya yang kudus.

Percikan yang ditimbulkan oleh salib itu luar biasa besarnya.

" Sekarang anak-Ku, kau harus kembali. Aku akan bersamamu selalu.
Ketika kau berada dalam masalah, panggillah Aku dan Aku akan
membantumu dan menunjukkan hal-hal yang tidak bisa kau bayangkan
sekarang. "

" Ya, Tuhan, aku akan memanggil-Mu. "

Aku mengambil kembali bebanku.

" Kau boleh meninggalkannya di sini jika engkau mau. Kau lihat beban-beban itu?
Mereka adalah kepunyaan orang-orang yang telah meninggalkannya di
kakiKu, yaitu Joan,
Paula, Debra, Ruth... Ketika kau meninggalkan bebanMu di sini, aku
akan menggendongnya bersamamu. Ingat, kuk yang Kupasang itu enak dan
beban-Ku pun ringan. "

Seketika aku meletakkan bebanku, cahaya itu mulai menghilang.. Namun,
masih kudengar
suaraNya berbisik, " Aku tidak akan meninggalkanmu, atau melepaskanmu. "

Kasih-MU tiada duanya

No comments:

Post a Comment